Laman

Realita Keberadaan Rabab dan Pelakunya di Pesisir Selatan


Realita Keberadaan Rabab dan Pelakunya di Pesisir Selatan

Oleh Rafli Nanda Putra
            Di zaman sekarang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan musik modern sangat memungkinkan dapat menggeser minat masyarakat terhadap kesenian tradisional sehingga pada suatu saat seni tradisi lisan akan bisa punah.  Sejalan dengan laju moderenisasi dan pembangunan di segala bidang, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di segala bidang kehidupan masyarakat. fenomena ini menimbulkan transformasi budaya yang sangat tajam dan dahsyat belakangan ini. Namun, hal tersebut kenyataannya belum akan menimpa kesenian rabab.
            Karya seni rabab merupakan salah satu dari kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat budaya minang kabau. Salah satunya di kabupaten pesisir selatan. Di daerah ini orang biasanya menyebut rabab dengan istilah biola dan  kesenian biola ini sampai sekarang masih banyak digemari oleh masyarakat setempat.
            Permasalahan ini sangat menarik untuk dibicarakan, karena dizaman modern sekarang ini maraknya musik modern kemungkinan besar telah menggeser minat masyarakat terhadap kesenian tradisional, akan tetapi kenyataannya kesenian rabab masih bertahan sampai saat sekarang ini dan masih digemari oleh masyarakat. Seperti yang diturturkan salah seorang informan yang bernama Zil, “walaupun maraknya musik modern saat sekarang, seperti lagu-lagu yang dibawakan group band dan yang lainnya namun tak mengurangi kecintaanku akan kesenian rabab. Dalam rabab ini kita bisa mendengarkan cerita-cerita yang disampaikan tukang rabab dengan penuh penghayatan dan kita juga bisa mengambil pelajaran dari cerita yang disampaikan”.
            Dengan masih bertahannya rabab pasisie tentu saja akan berdampak positif terhadap pelaku kesenian ini, salah satunya tukang rabab. Sehingga bisa dikatakan bahwa profesi sebagai tukang rabab masih eksis sampai sekarang ini. Pada hakikatnya sebagai pekerjaan tradisional, profesi ini masih banyak menyimpan nilai untuk dibahas.
            Sebagai orang yang menduduki tempat sentral dalam pertunjukan rabab, jalannya acara sangat tergantung pada kepiawaian tukang rabab ini dalam bercerita sambil menggesek rababnya. Bagi tukang rabab kesenian rabab merupakan seni tradisi yang meliputi lahir dan bathin. Sebagaimana yang dituturkan oleh salah seorang tukang rabab yang berinisial BM”
“rabab tidak hanya sekedar pandai menggesek rabab dan bercerita, tapi harus mempunyai kemampuan mengolah bathin. mereka yang melakukan pekerjaan ini dengan penuh penghayatan menggunakan kemempuan akal bathinnya disertai do’a. ilmu kebathinan yang biasa digunakan disebut dengan pitunang. Selain itu tukang rababharus berdaya imajinasi tinggi, punya inspirasi yang terus berkembang, mengolah emosi penonton dan bermental kuat serta tabah.”
            Selain pandai memainkan rabab, seorang tukang rabab juga dituntut pandai bercerita dengan cara dipantunkan dan menyampaikannya berdendang menurut nada, irama, dan tempo yang sesuai bahkan kadang permintaan dari tuan rumah. Seperti yang diungkapkan oleh seorang informan yang berinisial G, “Cerita yang dibawakan kadang permintaan dari si pangkal alek. Tetapi  cerita juga kadang cerita yang akan dibawakan ditawarkan kepada penonton dengan cara didendangkan. Pokoknya apapun ceritanya harus bisa dibawakan oleh tukang rabab”
            Para tukang rabab juga harus kreatif karena cerita tidak berkonsep. Menariknya, cerita yang disajikan dari satu panggung ke panggung lain tidak pernah sama walaupun tanpa konsep. Seorang tukang rabab yang berinisial I mengatakan “ saat pertunjukan saya tak pernah kehabisan ide cerita, biasanya ide cerita itu akan muncul begitu saja pada saat tampil di atas pentas dan inspirasi berita terus saja mengalir seakan tak pernah berhenti”.
            Kualitas tukang rabab juga ditunjang oleh pengetahuan dan wawasan yang luas tentang kondisi geografis suatu daerah, karena pengetahuan itu sangat penting untuk merangkai cerita yang akan dibawakan  terutama saat dia manggung di daerah tersebut. Contohnya seperti nama gunung, nama kampung, mata pencaharian penduduk  atau adat istiadat penduduk setempat dan lain sebagainya. Selain itu tidak akan terjadi proses pembajakan cerita, walaupun judul sama tapi mereka akan mengarang cerita dengan ide yang lain.
            Masih bertahannya tukang rabab dan kesenian tradisional rabab pasisie ini merupakan hal yang menggembirakan. Karena ditengah maraknya musik modern, kesenian rabab masih digemari oleh masyarakat. Dalam hal ini, perlu dilakukan upaya pendekatan kesenian rabab pada generasi muda karena bukan tidak mungkin suatu saat kesenian rabab ini akan hilang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan mengadakan festival rabab secara rutin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar