Laman

Perayaan Maulid Nabi di Kampung Dalam Pariaman


Perayaan Maulid Nabi di Kampung Dalam Pariaman
Oleh Dahrul Hikmalsyah
Pariaman-Tradisi maulid nabi di Kampung Dalam Pariaman dilaksanakan setelah ba’da Isya, biasanya diisi dengan ceramah agama oleh ustad dan dilanjutkan dengan badiqia oleh jamaah yang dipandu oleh ustad.
Perayaan maulid nabi sudah diumumkan satu atau dua hari sebelum pelaksanaan, jamaah masjid sudah memadati masjid saat waktu ba’da Isya akan masuk. Ini terlihat dari banyaknya jumlah jamaah yang melaksanakan salat isya di dalam masjid. Setelah beberapa saat setelah ba’da Isya dilaksanakan, biasanya pemandu acara akan membacakan susunan acara yang terdiri dari pembacaan ayat suci al qur-an, kata sambutan wali nagari, kata sambutan ketua masjid. Bagi mereka yang terlibat dalam acara akan ikut andil memberi kontribusi pada malam maulid nabi.
Setelah melaksanakan ba’da Isya, makanan yang tadinya sudah terkumpul di masjid akan dihidangkan tepat di depan para jamaah maulid nabi yang bermukim di sekitar masjid tempat acara maulid nabi dilaksanakan, baik dari syaf bapak-bapak, maupun ibu-ibu. Makanan yang dihidangkan tadi tidak akan langsung dicicipi, tetapi dibiarkan saja dulu sampai ceramah selesai dan baru cemilan tadi boleh dimakan. Makanan yang dihidangkan tersebut hanya berupa kue-kue kecil dan beberapa makanan cemilan, tidak ada nasi putih dan sambal di sana.
            Acara perayaan maulid nabi di Kampung Dalam Pariaman selalu berlangsung hikmat, ini terlihat dari padatnya jumlah jamaah yang hadir mengikuti acara dan ikut menyantap makanan yang disediakan para ibu-ibu yang sudah terlebih dahulu datang ke masjid. Makanan yang dihidangkan di acara maulid nabi adalah makanan yang di bawa oleh ibu-ibu.
            Setelah acara maulid nabi selesai dilaksanakan, para tetua kampung akan melaksanakan Badiqia, badiqia ini dilaksanakan selama satu malam setengah hari. Mulai dari pengahbisan acara sampai hari esoknya tepatnya ba’da dzuhur.
            “Biasanya orang malamang dihari maulid nabi yang uniknya lagi, maulid nabi dilaksanakan tidak tepat perayaannya dengan yang tertera di kalender pelaksanaan maulid nabi dan dilaksanakan warga setelah panen raya, di mana warga mempunyai uang yang lebih untuk membeli kebutuhan dalam perayaan maulid nabi, tetapi masih di dalam suasana hari maulid nabi”, ujar Debi salah seorang warga Kampung Dalam Pariaman.
            Keesokan harinya, tepatnya saat waktu makan siang tiba yaitu saat proses badiqia selesai dilakukan warga berbondong-bondong membawa nasi dan sambal ke masjid yang dibungkus dengan daun pisang dan juga makanan lain juga ikut dibawa seperti makanan yang enak dan lezat ini yaitu lemang. Nasi dan lemang yang dibawa ibu-ibu ini tidak langsung dibagikan tetapi nasi dan lemang ini akan di doakan terlebih dahulu oleh ustad dan peserta badiqia, baru setelah itu dibagikan.
            Orang-orang akan datang berbondong-bondong ke masjid, baik dari yang kecil-kecil sampai kepada yang sudah dewasa yang dengan satu tujuan yaitu untuk memeriahkan maulid nabi. Makanan yang tadinya dibawa oleh ibu-ibu akan dibagikan di pelataran masjid kepada orang-orang yang hadir di masjid itu, proses seperti ini sangat menunjukkan sekali rasa cinta rasul dan untuk memperkuat ukhuwah Islamiah di Kampung Dalam Pariaman.
            Fidal juga menuturkan “Perayaan maulid nabi selalu diikuti dengan memasak lemang yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Kampung Dalam, lemang yang nantinya di masak akan dibawa ke masjid saat pelaksanaan maulid nabi di Kampung Dalam yang kemudian dicicipi bersama-sama”.  
            Bagi anak-anak di Kampung Dalam Pariaman, mereka sangat bergembira saat menyambut perayaan maulid nabi, ini terlihat dari semangat dan juga dari cara mereka berebut makanan yang dibagikan para ibu-ibu dan yang uniknya lagi, makanan yang mereka dapat tidak langsung dimakan, tetapi mereka bawa makanan itu ketepian sungai. Mereka biasanya mandi-mandi dahulu di sungai dan setelah dirasa lapar mereka akan melanjutkan dengan makan bersama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar