Laman

WATER HOT SOLOK SELATAN


WATER HOT SOLOK SELATAN



Disebuah daerah terpencil di Solok selatan ada sebuah tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat disana, nama kampung kecilnya Sapan Maluluang, atau masyarakat disana menyebutnya “Sentral”. Air yang mengalir dari tepi bukit yang ditumbuhi ribuan pohon itu, mengeluarkan air yang sangat panas, sehingga orang yang berkunjung kesana menggunakan air itu untuk merebus telur atau pisang, dan bisa juga untuk mandi, masyarakat setempat membuatkan penampungan air itu seperti kolam renang, ada sekitar tiga buah kolam, disetiap kolam itu berbeda-beda tingkat kepanasan airnya, dan di sebelah kolam air panas tersebut mengalir sungai yang besar, airnya dingin dan jernih. Air panas yang mengandung belerang itu, kalau dihari-hari tertentu, misalnya seperti hari raya akan puasa, sangat banyak sekali pengujungnya, dan masyarakat yang datang kesanapun tidak masyarakat disana saja, tapi dari daerah lain juga, pada hari minggu juga banyak orang pergi mandi-mandi kesana, “mandi disiko bisa untuk pailangan badan panek-panek”. Ujar Riki, salah satu pengunjung Water Hot Solok selatan. Karena banyaknya pengunjung yang berdatangan kesana, pemuda disana juga memanfaatkan situasi itu, setiap orang yang berkunjung disana, dipungut biaya parkir untuk masing-masing kenderaan mereka , satu kenderaan roda dua, Rp 1000 kalau kenderaan roda empat Rp 5000, “ujar Rendi menjelaskan. Selain itu juga masyarakat disana berdagang makanan ringan dan terutama telur dan pisang untuk direbus di tepat air panas tersebut oleh para pengunjung. Melihat tempat itu selalu rame pengujung, Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Disparbudpora) Solok Selatan, akhirnya ingin menjadikan tempat itu menjadi tempat wisata yang lebih bagus lagi, yang diberi nama wisata Hot Water Boom, dengan mendirikan beberapa tepat seluncuran, dan beberapa kolam renang, yang terdiri dari kolam renang untuk anak-anak dan orang dewasa. tapi karena terkendala oleh dana tempat itu belum maksimal siapnya, “sekarang ya masih sederhana seperti ini dulu siapnya, belum seperti yang kita harapkan”. Ungkap Rapan, 50 tahun yang tinggal dekat Hot Water Boom tersebut.
            Kebijakan pemerintah tersebut juga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar, salah satunya dalam berdagang. Dan masyarakat disana juga tidak keberatan ada lahannya yang kena oleh pembangunan Hot Water Boom tersebut. Kepala Bagian Pemerintahan Umum (Kabag PUM) Sekretariat Daerah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Syahlaludin, mengatakan tidak ada penggantian atau tukar guling lahan di kawasan inti Wisata Hot Water Boom atau lebih dikenal Sapan Maluluang seluas 5 hektar di Pinang Awan, Kecamatan Pauh Duo. "Lahan tersebut merupakan lahan hak guna usaha (HGU) jadi tidak ada penggantian lahan melainkan penggantian tanaman," jelasnya.  Jika nantinya akan dilakukan perluasan kawasan Wisata Hot Water Boom oleh Dinas Pariwisata  
Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga (Disparbudpora) Solok Selatan untuk pengembangan tahap dua, jelas Syahlaludin, kemungkinan akan ada ganti rugi bangunan. "Pengembangan tahap dua mencapai 12 hektar. Di dalam lahan 12 hektar ini ada pemukiman penduduk, sawah, kebun, dan ladang. Untuk sawah, ladang serta kebun jelas ganti rugi tanaman tapi kalau pemukiman hanya ganti rugi bangunan saja," tutur Syahlaludin.  Menyoal jika ada tuntutan atau permintaan pemindahan ke lokasi baru oleh warga yang rumahnya akan digunakan dalam pengembangan tahap dua, Syahlaludin mengakui sampai sekarang belum menyediakan lokasi untuk pemindahan penduduk yang terkena perluasan kawasan Wisata Hot Water Boom. Namun dia menyatakan tidak akan ada tuntutan pemindahan ke lokasi baru sebab lahan yang digunakan merupakan HGU. "Saya rasa tidak akan ada dan mudah-mudahan tidak ada tuntutan semacam itu karena lahan yang digunakan merupakan lahan HGU," katanya mengakhiri.
Wisata Hot Water Boom akan menjadi ikon pariwisata Solok Selatan. Pembangunan dan pengembangan kawasan pariwisata yang menjual potensi air panas Solok Selatan ini mencapai 25 hektar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar