Laman

Tukiah, Penjual Sayur Pantang Menyerah


Tukiah, Penjual Sayur Pantang Menyerah

Oleh Dwi Mulianingtias

PASAMAN – Kerasnya kehidupan pada zaman globalisasi sekarang membuat orang sulit mendapatkan pekerjaan. Apa lagi orang yag tak pernak menginjak bangku pendidikan. Terkadang ada orang yang melakukan berbagai cara yang mudah tetapi menguntungkan.
Namun hal ini berbeda dengan seorang perempuan yang bekerja sebagai tukang sayur keliling. Ya, Bayangkanlah dengan sepeda tuanya, Ia menggayung sepedanya dan berkeliling dari kampung ke kampung untuk menjual sayurannya. Di bawah terik matahari dan di hari hujan pun Ia tak pernah mengeluh. Semua ini dilakukan untuk membiayai buah hatinya.
Tukiah, 35 tahun, demikianlah panggilan perempuan ini yang bekerja sebagai tukang sayur keliling, mempunyai dua orang anak. Anak  yang pertama duduk di bangku pendidikan kelas VII SMP dan anak yang kedua kelas VI SD.
Inilah hidup yang harus dilakoni oleh Tukiah untuk membiayai anak-anaknya dengan cara menjual sayur keliling. Ia tak pernah mengenal kata letih, malas dan pantang menyerah. Tukiah tinggal di sebuah gang yang sempit di Simpang Tiga, Pasaman Barat. Ia merupakan seorang ibu yang penyabar, taat beribadah dan suka menolong.
Tukiah selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dan menasihati kedua anak-anaknya untuk hidup rukun walaupun kehidupan yang Ia alami sangat susah. Kehidupan Tukiah ibarat pepatah Jawa “mangan orak mangan seng penteng kumpul”. Artinya makan tak makan yang penting kumpul atau kebersamaan.
Dalam satu hari, Tukiah mendapatkan penghasilan  Rp. 50.000 kalau sayurannya habis terjual, kalau tidak habis terjual pendapatannya cukup untuk makan saja. Maka dari itu tukiah berusaha lebih keras lagi untuk berjualan sayur keliling di bawah terik matahari. Tukiah tidak pernah merasa malu dengan profesinya sebagai penjual sayur keliling,”ngapain harus malu, inikan pekerjaan yang halal” tuturnya.
 Menjadi seorang penjual sayur keliling memang tidak mudah, terkadang hasil yang diperoleh tidak sama dengan modalnya. Namun apa boleh buat inilah yang harus dilakukan oleh seorang perempuan ini. Dari hari ke hari inilah yang Tukiah lakukan untuk mencari makan, terkadang ada seorang pembeli yang berhutang, Tukiah selalu memberi hutangan kepada pelanggannya. Ya, inilah Tukiah seorang penjual sayur yang baik hati.
Menurut ibu Mariem, salah satu pelangganya. “Menjual sayur ini kalau dilakoni secara tulus dan bisa mngatur pengeluaran maka dari hasil penjualan sayur itu dapat mnguntungkan. Contohnya saja penjualan satu ikat bayam yang dijual seharga Rp. 3000 per ikatnya kalau dikalikan dengan 10 ikat bayam yang laku terjual sudah mendapatkan uang yang lumayan banyak”.  Selain ibu Mariem masih ada pelanggan lagi yaitu ibu Mul “ibu Tukiah memang seorang penjual sayur yang ramah, dengan sifatnya yang Tukiah miliki maka dari itu banyak sekali pelanggannya”.
Ada pun menurut tetangganya yang bernama ibu Ijah “tidak ada seorang penjual sayur yang seperti Tukiah, orang yang tak mengenal hujan dan selalu berjualan keliling untuk membiayai anak-anaknya yang sedang sekolah. Selain itu Tukiah merupakan tetengga yang tidak sombong dan mempunyai sifat yang tolong-menolong”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar